PERKEMBANGAN
KERAJAAN
SAMUDERA PASAI
A.
Proses berkembangnya kerajaan samudra pasai di segala bidang
Dengan timbulnya kerajaan samudra pasai maka
kesultanan perlak mengalami kemunduran. Samudra pasai tampil sebagai bandar
dagang utama di pantai timur sumatra utara. Samudra pasai tidak hanya menjadi
pusat perdagangan lada ketika itu, tetapi juga sebagai pusat pengembangan agama
islam bermazhab syafi’i.
Pada masa pemerintahan sultan malik al saleh
berkembanglah agama islam mazhab syafi’i. Awalnya sultan malik al saleh
merupakan pemeluk syi’ah yang di bawa dari pedagang-pedagang gujarat yang
datang ke indonesia pada abad 12. Pedagang-pedagang gujarat bersama-sama pedagang
arab dan persia menetap di situ dan mendirikan kerajaan-kerajaan islam pertama
di indonesia, yaitu kerajaan perlak di muara sungai perlak dan kerajaan samudra
pasai di muara sungai pasai. Namun kemudian sultan malik al saleh berpindah
menjadi memeluk islam bermazhab syafi’i atas bujukan syekh ismail yang
merupakan utusan dinasti mameluk di mesir yang beraliran mazhab syafi’i. Pada
masa pemerintahan sultan malik al saleh juga samudra pasai mendapat kunjungan
dari marco polo.
1.
Kehidupan politik
Raja pertama samudra pasai sekaligus
pendiri kerajaan adalah marah silu bergelar sultan malik al saleh, dan
memerintah antara tahun 1285-1297. Pada masa pemerintahan sultan malik al
saleh, kerajaan tersebut telah memiliki lembaga negara yang teratur dengan angkatan
perang laut dan darat yang kuat, meskipun demikian, secara politik kerajaan
Samudra Pasai masih berada dibawah kekuasaan Majapahit. Pada tahun 1295,
Sulthan malik al saleh menunjuk anaknya sebagai raja, yang kemudian dikenal
dengan Sultan Malik Al Zahir I (1297-1326), Pada masa pemerintahannya samudra
pasai berhasail menaklukkan kerajaan islam Perlak.Setelah sultan Malik Al Zahir
I mangkat, Pimpinan kerajaan diserahkan kepada Sultan ahmad laikudzahir yang
bergelar Sulthan Malik Al Zahir II (1326-1348)
2.
Kehidupan Ekonomi
Karena
letak geografisnya yang strategis, ini mendukung kreativitas mayarakat untuk
terjun langsung ke dunia maritim. Samudera pasai juga mempersiapkan bandar –
bandar yang digunakan untuk :
Ø Menambah perbekalan untuk pelayaran
selanjutnya
Ø Mengurus soal – soal atau masalah –
masalah perkapalan
Ø Mengumpulkan barang – barang
dagangan yang akan dikirim ke luar negeri
Ø Menyimpan barang – barang dagangan
sebelum diantar ke beberapa daerah di Indonesia.
Tahun
1350 M merupakan masa puncak kebesaran kerajaan Majapahit, masa itu juga
merupakan masa kebesaran Kerajaan Samudera Pasai. Kerajaan Samudera Pasai juga
berhubungan langsung dengan Kerajaan Cina sebagai siasat untuk mengamankan diri
dari ancaman Kerajaan Siam yang daerahnya meliputi Jazirah Malaka.Perkembangan
ekonomi masyarakat Kerajaan Samudera Pasai bertambah pesat, sehingga selalu
menjadi perhatian sekaligus incaran dari kerajaan – kerajaan di sekitarnya.
Setelah Samudera Pasai dikuasai oleh Kerajaan Malaka maka pusat perdagangan dipindahkan
ke Bandar Malaka.
3. Kehidupan Sosial
Kehidupan sosial masyarakat Kerajaan
Samudera Pasai diatur menurut aturan – aturan dan okum – okum Islam. Dalam
pelaksanaannya banyak terdapat persamaan dengan kehidupan sosial masyarakat di
negeri Mesir maupun di Arab. Karena persamaan inilah sehingga daerah Aceh
mendapat julukan Daerah Serambi Mekkah.
B.
Puncak kejayaan Kerajaan Samudra Pasai
Puncak
kejayaan kerajaan
samudra pasai ini ditandai dengan adanya perkembangan dibidang-bidang kehidupan
kerajaan Samudra pasai, seperti ;
1. Di bidang perekonomian dan
perdagangan
Dalam segi ekonomi perkembangan
kerajaan Samudra Pasai ini ditandai dengan sudah adanya mata uang yang
diciptakan sendiri untuk alat pembayaran yang terbuat dari emas, uang ini
dinamakan Dirham. Selain itu, ditandai juga dengan berkembangnya Kerajaan
Samudra Pasai menjadi pusat perdagangan internasional pada masa pemerintahan
Sultan Malikul Dhahir, dengan lada sebagai salah satu komoditas ekspor utama.
Saat itu Pasai diperkirakan mengekspor lada sekitar 8.000- 10.000 bahara setiap
tahunnya, selain komoditas lain seperti sutra, kapur barus, dan emas yang
didatangkan dari daerah pedalaman. Bukan hanya perdagangan ekspor-impor yang
maju. Sebagai bandar dagang yang maju. Hubungan dagang dengan pedagang-pedagang
Pulau Jawa juga terjalin. Produksi beras dari Jawa ditukar dengan lada.
Pedagang -pedagang Jawa mendapat kedudukan yang istimewa di pelabuhan Samudera
Pasai. Mereka dibebaskan dari pembayaran cukai.
2. Di bidang sosial dan budaya
Kehidupan sosial masyarakat Kerajaan
Samudera Pasai diatur menurut aturan–aturan dan hukum – hukum Islam. Dalam
pelaksanaannya banyak terdapat persamaan dengan kehidupan sosial masyarakat di
negeri Mesir maupun di Arab. Karena persamaan inilah sehingga daerah Aceh
mendapat julukan Daerah Serambi Mekkah. Kerajaan Samudera Pasai berkembang
sebagai penghasil karya tulis yang baik.
Beberapa orang berhasil
memanfaatkan huruf Arab yang dibawa oleh agama Islam untuk menulis karya mereka
dalam bahasa Melayu, yang kemudian disebut dengan bahasa Jawi dan hurufnya
disebut Arab Jawi. Di antara karya tulis tersebut adalah Hikayat Raja Pasai
(HRP). Bagian awal teks ini diperkirakan ditulis sekitar tahun 1360 M. HRP
menandai dimulainya perkembangan sastra Melayu klasik di bumi nusantara. Bahasa
Melayu tersebut kemudian juga digunakan oleh Syaikh Abdurrauf al-Singkili untuk
menuliskan buku-bukunya. Selain itu juga berkembang ilmu tasawuf yang
diterjemahkan ke dalam bahasa Melayu.
3. Di bidang agama
Sesuai dengan berita dari Ibn
Battutah tentang kehadiran ahli-ahli agama dari Timur Tengah, telah berperan
penting dalam proses perkembangan Islam di Nusantara. Berdasarkan hal itu pula,
diceritakan bahwa Sultan Samudra Pasai begitu taat dalam menjalankan agama
Islam sesuai dengan Mahzab Syafi’I dan ia selalu di kelilingi oleh ahli-ahli
teologi Islam. Dengan raja yang telah beragama Islam, maka rakyat pun memeluk
Islam untuk menunjukan kesetiaan dan kepatuhannya kepada sang raja. Karena
wilayah kekuasaan Samudra Pasai yang cukup luas, sehingga penyebaran agama
Islam di wilayah Asia Tenggara menjadi luas.
4. Di bidang politik
Pada masa pemerintahan Sultan Malik
as-Shalih telah terjalin hubungan baik dengan Cina. Diberitakan bahwa Cina
telah meminta agar Raja Pasai untuk mengirimkan dua orang untuk dijadikan duta
untuk Cina yang bernama Sulaeman dan Snams-ad-Din. Selain dengan Cina, Kerajaan
Samudra Pasai juga menjalin hubungan baik dengan negeri-negeri Timur Tengah.
Pada masa pemerintahan Sultan Mahmud Malik az-Zahir, ahli agama mulai dari
berbagai negeri di Timur Tengah salah satunya dari Persi (Iran) yang bernama
Qadi Sharif Amir Sayyid dan Taj-al-Din dari Isfahan. Hubungan persahatan
Kerajaan Samudra Pasai juga terjalin dengan Malaka bahkan mengikat hubungan
perkawinan.
C.
Kemunduran Kerajaan Samudra Pasai
1. Faktor Interen Kemunduran Kerajaan Samudra Pasai
a. Tidak Ada Pengganti yang Cakap dan Terkenal Setelah Sultan Malik At Thahrir
Kerajaan
Samudera Pasai mencapai puncak kejayaan pada masa pemerintahan Sultan
Malik At Tahrir, sistem pemerintahan Samudera Pasai sudah teratur baik,
Samudera Pasai menjadi pusat perdagangan internasional. Pedagang-pedagang dari
Asia, Afrika, China, dan Eropa berdatangan ke Samudera Pasai. Hubungan dagang
dengan pedagang-pedagang Pulau Jawa juga terjalin erat. Produksi beras dari
Jawa ditukar dengan lada.
Setelah Sultan Malik At Tahrir wafat
tidak ada penggantinya yang cakap dalam meminmpin kerajaan Samudra Pasai dan
terkenal, sehingga peran penyebaran agama Islam diambil alih oleh kerajaan
Aceh.
Kerajaan Samudera Pasai semakin
lemah ketika di Aceh berdiri satu lagi kerajaan yang mulai merintis menjadi
sebuah peradaban yang besar dan maju. Pemerintahan baru tersebut yakni Kerajaan
Aceh Darussalam yang didirikan oleh Sultan Ali Mughayat Syah.
Kesultanan Aceh Darussalam sendiri
dibangun di atas puing-puing kerajaan-kerajaan yang pernah ada di Aceh pada
masa pra Islam, seperti Kerajaan Indra Purba, Kerajaan Indra Purwa, Kerajaan
Indra Patra, dan Kerajaan Indrapura. Pada 1524, Kerajaan Aceh Darussalam di
bawah pimpinan Sultan Ali Mughayat Syah menyerang Kesultanan Samudera Pasai.
Akibatnya, pamor kebesaran Kerajaan Samudera Pasai semakin meredup sebelum
benar-benar runtuh. Sejak saat itu, Kesultanan Samudera Pasai berada di bawah
kendali kuasa Kesultanan Aceh Darussalam.
b. Terjadi Perebutan kekuasaan
Pada tahun 1349 Sultan Ahmad Bahian Syah malik al
Tahir meninggal dunia dan digantikan putranya yang bernama Sultan Zainal Abidin
Bahian Syah Malik al-Tahir. Bagaimana pemerintahan Sultan Zainal Abidin ini
tidak banyak diketahui. Rupanya menjelang akhir abad ke-14 Samudra Pasai banyak
diliputi suasana kekacauan karenaa terjadinya perebutan kekuasaan, sebagai
dapat diungkap dari berita-berita Cina. Beberapa faktor yang menyebabkan
runtuhnya kerajaan Samudra Pasai, yaitu pemberontakan yang dilakukan sekelompok
orang yang ingin memberontak kepada pemerintahan kerajaan Samudra Pasai.
Karena pemberontakan ini, menyebabkan beberapa
pertikaian di Kerajaan Samudra Pasai. Sehingga terjadilah perang saudara yang
membuat pertumpahan darah yang sia-sia. Untuk mengatasi hal ini, Sultan
Kerajaan Samudra Pasai waktu itu melakukan sesuatu hal yang bijak, yaitu
meminta bantuan kepada Sultan Malaka untuk segera menengahi dan meredam
pemberontakan. Namun Kesultanan Pasai sendiri akhirnya runtuh setelah
ditaklukkan oleh Portugal tahun1521 yang sebelumnya telah
menaklukan Malaka tahun 1511, dan kemudian tahun 1524 wilayah
Pasai sudah menjadi bagian dari kedaulatan Kesultanan Aceh.
2.
Faktor Eksteren kemunduran Kerajaan
Samudra Pasai
a.
Serangan dari Majapahit Tahun 1339
Kejayaan Kerajaan Samudera Pasai
mulai mengalami ancaman dari Kerajaan Majapahit dengan Gajah Mada sebagai
mahapatih. Gajah Mada diangkat sebagai patih di Kahuripan pada periode
1319-1321 Masehi oleh Raja Majapahit yang kala itu dijabat oleh Jayanegara.
Pada 1331, Gajah Mada naik pangkat menjadi Mahapatih ketika Majapahit dipimpin
oleh Ratu Tribuana Tunggadewi. Ketika pelantikan Gajah Mada menjadi Mahapatih
Majapahit inilah keluar ucapannya yang disebut dengan Sumpah Palapa, yaitu
bahwa Gajah Mada tidak akan menikmati buah palapa sebelum seluruh Nusantara
berada di bawah kekuasaan Kerajaan Majapahit.
Mahapatih
Gajah Mada rupanya sedikit terusik mendengar kabar tentang kebesaran Kerajaan
Samudera Pasai di seberang lautan sana. Majapahit khawatir akan pesatnya
kemajuan Kerajaan Samudera Pasai. Oleh karena itu kemudian Gajah Mada
mempersiapkan rencana penyerangan Majapahit untuk menaklukkan Samudera Pasai.
Desas-desus tentang serangan tentara Majapahit, yang menganut agama Hindu Syiwa,
terhadap kerajaan Islam Samudera Pasai santer terdengar di kalangan rakyat di
Aceh.
Ekspedisi
Pamalayu armada perang Kerajaan Majapahit di bawah komando Mahapatih Gajah Mada
memulai aksinya pada 1350 dengan beberapa tahapan. Serangan awal yang dilakukan
Majapahit di perbatasan Perlak mengalami kegagalan karena lokasi itu dikawal
ketat oleh tentara Kesultanan Samudera Pasai. Namun, Gajah Mada tidak
membatalkan serangannya. Ia mundur ke laut dan mencari tempat lapang di pantai
timur yang tidak terjaga. Di Sungai Gajah, Gajah Mada mendaratkan pasukannya
dan mendirikan benteng di atas bukit, yang hingga sekarang dikenal dengan nama
Bukit Meutan atau Bukit Gajah Mada.
Gajah
Mada menjalankan siasat serangan dua jurusan, yaitu dari jurusan laut dan jurusan
darat. Serangan lewat laut dilancarkan terhadap pesisir di Lhokseumawe dan
Jambu Air. Sedangkan penyerbuan melalui jalan darat dilakukan lewat Paya Gajah
yang terletak di antara Perlak dan Pedawa. Serangan dari darat tersebut
ternyata mengalami kegagalan karena dihadang oleh tentara Kesultanan Samudera
Pasai. Sementara serangan yang dilakukan lewat jalur laut justru dapat mencapai
istana.
Selain
alasan faktor politis, serangan Majapahit ke Samudera Pasai dipicu juga karena
faktor kepentingan ekonomi. Kemajuan perdagangan dan kemakmuran rakyat
Kerajaaan Samudera Pasai telah membuat Gajah Mada berkeinginan untuk dapat
menguasai kejayaan itu. Ekspansi Majapahit dalam rangka menguasai wilayah
Samudera Pasai telah dilakukan berulangkali dan Kesultanan Samudera Pasai pun
masih mampu bertahan sebelum akhirnya perlahan-lahan mulai surut seiring
semakin menguatnya pengaruh Majapahit di Selat Malaka.
Hingga
menjelang abad ke-16, Kerajaan Samudera Pasai masih dapat mempertahankan
peranannya sebagai bandar yang mempunyai kegiatan perdagangan dengan luar
negeri. Para ahli sejarah yang menumpahkan minatnya pada perkembangan ekonomi
mencatat bahwa Kerajaan Samudera Pasai pernah menempati kedudukan sebagai
sentrum kegiatan dagang internasional di nusantara semenjak peranan Kedah
berhasil dipatahkan.
Namun,
kemudian peranan Kerajaan Samudera Pasai yang sebelumnya sangat penting dalam
arus perdagangan di kawasan Asia Tenggara dan dunia mengalami kemerosotan
dengan munculnya bandar perdagangan Malaka di Semenanjung Melayu Bandar Malaka
segera menjadi primadona dalam bidang perdagangan dan mulai menggeser kedudukan
Pasai. Tidak lama setelah Malaka dibangun, kota itu dalam waktu yang singkat
segera dibanjiri perantau-perantau dari Jawa.
Akibat
kemajuan pesat yang diperoleh Malaka tersebut, posisi dan peranan Kerajaan
Samudera Pasai kian lama semakin tersudut, nyaris seluruh kegiatan
perniagaannya menjadi kendor dan akhirnya benar-benar patah di tangan Malaka
sejak tahun 1450. Apalagi ditambah kedatangan Portugis yang berambisi menguasai
perdagangan di Semenanjung Melayu. Orang-orang Portugis yang pada 1521 berhasil
menduduki Kesultanan Samudera Pasai.
b.
Berdirinya Bandar Malaka yang
Letaknya Lebih Strategis
Tercatat, selama abad 13 sampai awal
abad 16, Samudera Pasai dikenal sebagai salah satu kota di wilayah Selat Malaka
dengan bandar pelabuhan yang sangat sibuk. Pasai menjadi pusat perdagangan
internasional dengan lada sebagai salah satu komoditas ekspor utama.
Letak
geografis kerajaan samudera pasai terletak di Pantai Timur Pulau Sumatera
bagian utara berdekatan dengan jalur pelayaran internasional (Selat Malaka).
Letak Kerajaan Samudera Pasai yang strategis, mendukung kreativitas mayarakat
untuk terjun langsung ke dunia maritim. Samudera pasai juga mempersiapkan bandar
– bandar yang digunakan untuk:
Ø Menambah perbekalan pelayaran
selanjutnya
Ø Mengurus masalah – masalah
perkapalan
Ø Mengumpulkan barang – barang
dagangan yang akan dikirim ke luar negeri
Ø Menyimpan barang – barang dagangan
sebelum diantar ke beberapa daerah di Indonesia.
Setelah kerajaan Samudra Pasai
dikuasai oleh Kerajaan Malaka pusat perdagangan
dipindahkan ke Bandar Malaka. Dengan beralihnya pusat perdagangan ke Bandar
Malaka maka perekonomian di Bandar Malaka menjadi ramai karena letaknya yang lebih
strategis dibanding bandar-bandar di Samudra Pasai.
c.
Serangan Portugis
Orang-orang Portugis memanfaatkan
keadaan kerajaan Samudra Pasai yang sedang lemah ini karena adanya berbagai
perpecahan (kemungkinan karena politik / kekuasaan) dengan menyerang kerajaan
Samudra Pasai hingga akhirnya kerajaan Samudra Pasai runtuh. Sebelumnya memang
orang-orang Portugis telah menaklukan kerajaan Malaka, yang merupakan kerajaan
yang sering membantu kerajaan Samudra Pasai dan menjalin hubungan dengan kerajaan
Samudra Pasai.
Orang-orang
Portugis datang ke Malaka, karena telah mengetahui bahwa pelabuhan Malaka
merupakan pelabuhan transito yang banyak didatangi pedagang dari segala penjuru
angin. Malaka dikenal sebagai pintu gerbang Nusantara. Julukan itu diberikan
mengingat peranannya sebagai jalan lalu lintas bagi pedagang-pedagang asing
yang hendak masuk dan keluar pelabuhan-pelabuhan Indonesia. Malaka pada akhir
abad ke-15 dikunjungi oleh para saudagar yang datang dari Arab, India, Asia
Tenggara dan saudagar-saudagar Indonesia. Hal ini sangat menarik perhatian
orang-orang Portugis.
Maksud
Portugis untuk menduduki Malaka adalah untuk menguasai perdagangan melalui
selat Malaka.Kedatangan orang-orang Portugis di bawah pimpinan Diego Lopez de
Squeira ke Malaka atas perintah raja Portugis, bertujuan untuk membuat
perjanjian-perjanjian dengan penguasa-penguasa di Malaka. Perjanjian-perjanjian
ini dimaksudkan untuk memperoleh suatu izin perdagangan yang menguntungkan
kedua belah pihak.
08.32 |
Category: |
0
komentar