PERKEMBANGAN
KERAJAAN SAMUDERA PASAI
A.    Proses berkembangnya kerajaan samudra pasai di segala bidang
Dengan timbulnya kerajaan samudra pasai maka kesultanan perlak mengalami kemunduran. Samudra pasai tampil sebagai bandar dagang utama di pantai timur sumatra utara. Samudra pasai tidak hanya menjadi pusat perdagangan lada ketika itu, tetapi juga sebagai pusat pengembangan agama islam bermazhab syafi’i.
Pada masa pemerintahan sultan malik al saleh berkembanglah agama islam mazhab syafi’i. Awalnya sultan malik al saleh merupakan pemeluk syi’ah yang di bawa dari pedagang-pedagang gujarat yang datang ke indonesia pada abad 12. Pedagang-pedagang gujarat bersama-sama pedagang arab dan persia menetap di situ dan mendirikan kerajaan-kerajaan islam pertama di indonesia, yaitu kerajaan perlak di muara sungai perlak dan kerajaan samudra pasai di muara sungai pasai. Namun kemudian sultan malik al saleh berpindah menjadi memeluk islam bermazhab syafi’i atas bujukan syekh ismail yang merupakan utusan dinasti mameluk di mesir yang beraliran mazhab syafi’i. Pada masa pemerintahan sultan malik al saleh juga samudra pasai mendapat kunjungan dari marco polo.
1.      Kehidupan politik
                  Raja pertama samudra pasai sekaligus pendiri kerajaan adalah marah silu bergelar sultan malik al saleh, dan memerintah antara tahun 1285-1297. Pada masa pemerintahan sultan malik al saleh, kerajaan tersebut telah memiliki lembaga negara yang teratur dengan angkatan perang laut dan darat yang kuat, meskipun demikian, secara politik kerajaan Samudra Pasai masih berada dibawah kekuasaan Majapahit. Pada tahun 1295, Sulthan malik al saleh menunjuk anaknya sebagai raja, yang kemudian dikenal dengan Sultan Malik Al Zahir I (1297-1326), Pada masa pemerintahannya samudra pasai berhasail menaklukkan kerajaan islam Perlak.Setelah sultan Malik Al Zahir I mangkat, Pimpinan kerajaan diserahkan kepada Sultan ahmad laikudzahir yang bergelar Sulthan Malik Al Zahir II (1326-1348)
2.      Kehidupan Ekonomi
                  Karena letak geografisnya yang strategis, ini mendukung kreativitas mayarakat untuk terjun langsung ke dunia maritim. Samudera pasai juga mempersiapkan bandar – bandar yang digunakan untuk :
Ø  Menambah perbekalan untuk pelayaran selanjutnya
Ø  Mengurus soal – soal atau masalah – masalah perkapalan
Ø  Mengumpulkan barang – barang dagangan yang akan dikirim ke luar negeri
Ø  Menyimpan barang – barang dagangan sebelum diantar ke beberapa daerah di Indonesia.
                        Tahun 1350 M merupakan masa puncak kebesaran kerajaan Majapahit, masa itu juga merupakan masa kebesaran Kerajaan Samudera Pasai. Kerajaan Samudera Pasai juga berhubungan langsung dengan Kerajaan Cina sebagai siasat untuk mengamankan diri dari ancaman Kerajaan Siam yang daerahnya meliputi Jazirah Malaka.Perkembangan ekonomi masyarakat Kerajaan Samudera Pasai bertambah pesat, sehingga selalu menjadi perhatian sekaligus incaran dari kerajaan – kerajaan di sekitarnya. Setelah Samudera Pasai dikuasai oleh Kerajaan Malaka maka pusat perdagangan dipindahkan ke Bandar Malaka.
3.      Kehidupan Sosial
                  Kehidupan sosial masyarakat Kerajaan Samudera Pasai diatur menurut aturan – aturan dan okum – okum Islam. Dalam pelaksanaannya banyak terdapat persamaan dengan kehidupan sosial masyarakat di negeri Mesir maupun di Arab. Karena persamaan inilah sehingga daerah Aceh mendapat julukan Daerah Serambi Mekkah.

B.     Puncak kejayaan Kerajaan Samudra Pasai
Puncak kejayaan kerajaan samudra pasai ini ditandai dengan adanya perkembangan dibidang-bidang kehidupan kerajaan Samudra pasai, seperti ;

1.      Di bidang perekonomian dan perdagangan
                  Dalam segi ekonomi perkembangan kerajaan Samudra Pasai ini ditandai dengan sudah adanya mata uang yang diciptakan sendiri untuk alat pembayaran yang terbuat dari emas, uang ini dinamakan Dirham. Selain itu, ditandai juga dengan berkembangnya Kerajaan Samudra Pasai menjadi pusat perdagangan internasional pada masa pemerintahan Sultan Malikul Dhahir, dengan lada sebagai salah satu komoditas ekspor utama. Saat itu Pasai diperkirakan mengekspor lada sekitar 8.000- 10.000 bahara setiap tahunnya, selain komoditas lain seperti sutra, kapur barus, dan emas yang didatangkan dari daerah pedalaman. Bukan hanya perdagangan ekspor-impor yang maju. Sebagai bandar dagang yang maju. Hubungan dagang dengan pedagang-pedagang Pulau Jawa juga terjalin. Produksi beras dari Jawa ditukar dengan lada. Pedagang -pedagang Jawa mendapat kedudukan yang istimewa di pelabuhan Samudera Pasai. Mereka dibebaskan dari pembayaran cukai.
2.      Di bidang sosial dan budaya
                  Kehidupan sosial masyarakat Kerajaan Samudera Pasai diatur menurut aturan–aturan dan hukum – hukum Islam. Dalam pelaksanaannya banyak terdapat persamaan dengan kehidupan sosial masyarakat di negeri Mesir maupun di Arab. Karena persamaan inilah sehingga daerah Aceh mendapat julukan Daerah Serambi Mekkah. Kerajaan Samudera Pasai berkembang sebagai penghasil karya tulis yang baik.
                  Beberapa orang berhasil memanfaatkan huruf Arab yang dibawa oleh agama Islam untuk menulis karya mereka dalam bahasa Melayu, yang kemudian disebut dengan bahasa Jawi dan hurufnya disebut Arab Jawi. Di antara karya tulis tersebut adalah Hikayat Raja Pasai (HRP). Bagian awal teks ini diperkirakan ditulis sekitar tahun 1360 M. HRP menandai dimulainya perkembangan sastra Melayu klasik di bumi nusantara. Bahasa Melayu tersebut kemudian juga digunakan oleh Syaikh Abdurrauf al-Singkili untuk menuliskan buku-bukunya. Selain itu juga berkembang ilmu tasawuf yang diterjemahkan ke dalam bahasa Melayu.
3.      Di bidang agama
            Sesuai dengan berita dari Ibn Battutah tentang kehadiran ahli-ahli agama dari Timur Tengah, telah berperan penting dalam proses perkembangan Islam di Nusantara. Berdasarkan hal itu pula, diceritakan bahwa Sultan Samudra Pasai begitu taat dalam menjalankan agama Islam sesuai dengan Mahzab Syafi’I dan ia selalu di kelilingi oleh ahli-ahli teologi Islam. Dengan raja yang telah beragama Islam, maka rakyat pun memeluk Islam untuk menunjukan kesetiaan dan kepatuhannya kepada sang raja. Karena wilayah kekuasaan Samudra Pasai yang cukup luas, sehingga penyebaran agama Islam di wilayah Asia Tenggara menjadi luas.
4.      Di bidang politik
            Pada masa pemerintahan Sultan Malik as-Shalih telah terjalin hubungan baik dengan Cina. Diberitakan bahwa Cina telah meminta agar Raja Pasai untuk mengirimkan dua orang untuk dijadikan duta untuk Cina yang bernama Sulaeman dan Snams-ad-Din. Selain dengan Cina, Kerajaan Samudra Pasai juga menjalin hubungan baik dengan negeri-negeri Timur Tengah. Pada masa pemerintahan Sultan Mahmud Malik az-Zahir, ahli agama mulai dari berbagai negeri di Timur Tengah salah satunya dari Persi (Iran) yang bernama Qadi Sharif Amir Sayyid dan Taj-al-Din dari Isfahan. Hubungan persahatan Kerajaan Samudra Pasai juga terjalin dengan Malaka bahkan mengikat hubungan perkawinan.

C.    Kemunduran Kerajaan Samudra Pasai

1.      Faktor Interen Kemunduran Kerajaan Samudra Pasai
a.      Tidak Ada Pengganti yang Cakap dan Terkenal Setelah Sultan Malik At Thahrir
Kerajaan Samudera Pasai mencapai puncak kejayaan pada masa pemerintahan Sultan Malik At Tahrir, sistem pemerintahan Samudera Pasai sudah teratur baik, Samudera Pasai menjadi pusat perdagangan internasional. Pedagang-pedagang dari Asia, Afrika, China, dan Eropa berdatangan ke Samudera Pasai. Hubungan dagang dengan pedagang-pedagang Pulau Jawa juga terjalin erat. Produksi beras dari Jawa ditukar dengan lada.
Setelah Sultan Malik At Tahrir wafat tidak ada penggantinya yang cakap dalam meminmpin kerajaan Samudra Pasai dan terkenal, sehingga peran penyebaran agama Islam diambil alih oleh kerajaan Aceh.
Kerajaan Samudera Pasai semakin lemah ketika di Aceh berdiri satu lagi kerajaan yang mulai merintis menjadi sebuah peradaban yang besar dan maju. Pemerintahan baru tersebut yakni Kerajaan Aceh Darussalam yang didirikan oleh Sultan Ali Mughayat Syah.
Kesultanan Aceh Darussalam sendiri dibangun di atas puing-puing kerajaan-kerajaan yang pernah ada di Aceh pada masa pra Islam, seperti Kerajaan Indra Purba, Kerajaan Indra Purwa, Kerajaan Indra Patra, dan Kerajaan Indrapura. Pada 1524, Kerajaan Aceh Darussalam di bawah pimpinan Sultan Ali Mughayat Syah menyerang Kesultanan Samudera Pasai. Akibatnya, pamor kebesaran Kerajaan Samudera Pasai semakin meredup sebelum benar-benar runtuh. Sejak saat itu, Kesultanan Samudera Pasai berada di bawah kendali kuasa Kesultanan Aceh Darussalam.
b.      Terjadi Perebutan kekuasaan
 Pada tahun 1349 Sultan Ahmad Bahian Syah malik al Tahir meninggal dunia dan digantikan putranya yang bernama Sultan Zainal Abidin Bahian Syah Malik al-Tahir. Bagaimana pemerintahan Sultan Zainal Abidin ini tidak banyak diketahui. Rupanya menjelang akhir abad ke-14 Samudra Pasai banyak diliputi suasana kekacauan karenaa terjadinya perebutan kekuasaan, sebagai dapat diungkap dari berita-berita Cina. Beberapa faktor yang menyebabkan runtuhnya kerajaan Samudra Pasai, yaitu pemberontakan yang dilakukan sekelompok orang yang ingin memberontak kepada pemerintahan kerajaan Samudra Pasai.
Karena pemberontakan ini, menyebabkan beberapa pertikaian di Kerajaan Samudra Pasai. Sehingga terjadilah perang saudara yang membuat pertumpahan darah yang sia-sia. Untuk mengatasi hal ini, Sultan Kerajaan Samudra Pasai waktu itu melakukan sesuatu hal yang bijak, yaitu meminta bantuan kepada Sultan Malaka untuk segera menengahi dan meredam pemberontakan. Namun Kesultanan Pasai sendiri akhirnya runtuh setelah ditaklukkan oleh Portugal tahun1521 yang sebelumnya telah menaklukan Malaka tahun 1511, dan kemudian tahun 1524 wilayah Pasai sudah menjadi bagian dari kedaulatan Kesultanan Aceh.
2.     Faktor Eksteren kemunduran Kerajaan Samudra Pasai
a.      Serangan dari Majapahit Tahun 1339
            Kejayaan Kerajaan Samudera Pasai mulai mengalami ancaman dari Kerajaan Majapahit dengan Gajah Mada sebagai mahapatih. Gajah Mada diangkat sebagai patih di Kahuripan pada periode 1319-1321 Masehi oleh Raja Majapahit yang kala itu dijabat oleh Jayanegara. Pada 1331, Gajah Mada naik pangkat menjadi Mahapatih ketika Majapahit dipimpin oleh Ratu Tribuana Tunggadewi. Ketika pelantikan Gajah Mada menjadi Mahapatih Majapahit inilah keluar ucapannya yang disebut dengan Sumpah Palapa, yaitu bahwa Gajah Mada tidak akan menikmati buah palapa sebelum seluruh Nusantara berada di bawah kekuasaan Kerajaan Majapahit.
            Mahapatih Gajah Mada rupanya sedikit terusik mendengar kabar tentang kebesaran Kerajaan Samudera Pasai di seberang lautan sana. Majapahit khawatir akan pesatnya kemajuan Kerajaan Samudera Pasai. Oleh karena itu kemudian Gajah Mada mempersiapkan rencana penyerangan Majapahit untuk menaklukkan Samudera Pasai. Desas-desus tentang serangan tentara Majapahit, yang menganut agama Hindu Syiwa, terhadap kerajaan Islam Samudera Pasai santer terdengar di kalangan rakyat di Aceh.
                  Ekspedisi Pamalayu armada perang Kerajaan Majapahit di bawah komando Mahapatih Gajah Mada memulai aksinya pada 1350 dengan beberapa tahapan. Serangan awal yang dilakukan Majapahit di perbatasan Perlak mengalami kegagalan karena lokasi itu dikawal ketat oleh tentara Kesultanan Samudera Pasai. Namun, Gajah Mada tidak membatalkan serangannya. Ia mundur ke laut dan mencari tempat lapang di pantai timur yang tidak terjaga. Di Sungai Gajah, Gajah Mada mendaratkan pasukannya dan mendirikan benteng di atas bukit, yang hingga sekarang dikenal dengan nama Bukit Meutan atau Bukit Gajah Mada.
                  Gajah Mada menjalankan siasat serangan dua jurusan, yaitu dari jurusan laut dan jurusan darat. Serangan lewat laut dilancarkan terhadap pesisir di Lhokseumawe dan Jambu Air. Sedangkan penyerbuan melalui jalan darat dilakukan lewat Paya Gajah yang terletak di antara Perlak dan Pedawa. Serangan dari darat tersebut ternyata mengalami kegagalan karena dihadang oleh tentara Kesultanan Samudera Pasai. Sementara serangan yang dilakukan lewat jalur laut justru dapat mencapai istana.
                  Selain alasan faktor politis, serangan Majapahit ke Samudera Pasai dipicu juga karena faktor kepentingan ekonomi. Kemajuan perdagangan dan kemakmuran rakyat Kerajaaan Samudera Pasai telah membuat Gajah Mada berkeinginan untuk dapat menguasai kejayaan itu. Ekspansi Majapahit dalam rangka menguasai wilayah Samudera Pasai telah dilakukan berulangkali dan Kesultanan Samudera Pasai pun masih mampu bertahan sebelum akhirnya perlahan-lahan mulai surut seiring semakin menguatnya pengaruh Majapahit di Selat Malaka.
                  Hingga menjelang abad ke-16, Kerajaan Samudera Pasai masih dapat mempertahankan peranannya sebagai bandar yang mempunyai kegiatan perdagangan dengan luar negeri. Para ahli sejarah yang menumpahkan minatnya pada perkembangan ekonomi mencatat bahwa Kerajaan Samudera Pasai pernah menempati kedudukan sebagai sentrum kegiatan dagang internasional di nusantara semenjak peranan Kedah berhasil dipatahkan.
                  Namun, kemudian peranan Kerajaan Samudera Pasai yang sebelumnya sangat penting dalam arus perdagangan di kawasan Asia Tenggara dan dunia mengalami kemerosotan dengan munculnya bandar perdagangan Malaka di Semenanjung Melayu Bandar Malaka segera menjadi primadona dalam bidang perdagangan dan mulai menggeser kedudukan Pasai. Tidak lama setelah Malaka dibangun, kota itu dalam waktu yang singkat segera dibanjiri perantau-perantau dari Jawa.
                  Akibat kemajuan pesat yang diperoleh Malaka tersebut, posisi dan peranan Kerajaan Samudera Pasai kian lama semakin tersudut, nyaris seluruh kegiatan perniagaannya menjadi kendor dan akhirnya benar-benar patah di tangan Malaka sejak tahun 1450. Apalagi ditambah kedatangan Portugis yang berambisi menguasai perdagangan di Semenanjung Melayu. Orang-orang Portugis yang pada 1521 berhasil menduduki Kesultanan Samudera Pasai.
b.      Berdirinya Bandar Malaka yang Letaknya Lebih Strategis
                  Tercatat, selama abad 13 sampai awal abad 16, Samudera Pasai dikenal sebagai salah satu kota di wilayah Selat Malaka dengan bandar pelabuhan yang sangat sibuk. Pasai menjadi pusat perdagangan internasional dengan lada sebagai salah satu komoditas ekspor utama.
                  Letak geografis kerajaan samudera pasai terletak di Pantai Timur Pulau Sumatera bagian utara berdekatan dengan jalur pelayaran internasional (Selat Malaka). Letak Kerajaan Samudera Pasai yang strategis, mendukung kreativitas mayarakat untuk terjun langsung ke dunia maritim. Samudera pasai juga mempersiapkan bandar – bandar yang digunakan untuk:
Ø  Menambah perbekalan pelayaran selanjutnya
Ø  Mengurus masalah – masalah perkapalan
Ø  Mengumpulkan barang – barang dagangan yang akan dikirim ke luar negeri
Ø  Menyimpan barang – barang dagangan sebelum diantar ke beberapa daerah di Indonesia.
Setelah kerajaan Samudra Pasai dikuasai oleh Kerajaan Malaka pusat   perdagangan dipindahkan ke Bandar Malaka. Dengan beralihnya pusat perdagangan ke Bandar Malaka maka perekonomian di Bandar Malaka menjadi ramai karena letaknya yang lebih strategis dibanding bandar-bandar di Samudra Pasai.
c.       Serangan Portugis
                  Orang-orang Portugis memanfaatkan keadaan kerajaan Samudra Pasai yang sedang lemah ini karena adanya berbagai perpecahan (kemungkinan karena politik / kekuasaan) dengan menyerang kerajaan Samudra Pasai hingga akhirnya kerajaan Samudra Pasai runtuh. Sebelumnya memang orang-orang Portugis telah menaklukan kerajaan Malaka, yang merupakan kerajaan yang sering membantu kerajaan Samudra Pasai dan menjalin hubungan dengan kerajaan Samudra Pasai.
                  Orang-orang Portugis datang ke Malaka, karena telah mengetahui bahwa pelabuhan Malaka merupakan pelabuhan transito yang banyak didatangi pedagang dari segala penjuru angin. Malaka dikenal sebagai pintu gerbang Nusantara. Julukan itu diberikan mengingat peranannya sebagai jalan lalu lintas bagi pedagang-pedagang asing yang hendak masuk dan keluar pelabuhan-pelabuhan Indonesia. Malaka pada akhir abad ke-15 dikunjungi oleh para saudagar yang datang dari Arab, India, Asia Tenggara dan saudagar-saudagar Indonesia. Hal ini sangat menarik perhatian orang-orang Portugis.
      Maksud Portugis untuk menduduki Malaka adalah untuk menguasai perdagangan melalui selat Malaka.Kedatangan orang-orang Portugis di bawah pimpinan Diego Lopez de Squeira ke Malaka atas perintah raja Portugis, bertujuan untuk membuat perjanjian-perjanjian dengan penguasa-penguasa di Malaka. Perjanjian-perjanjian ini dimaksudkan untuk memperoleh suatu izin perdagangan yang menguntungkan kedua belah pihak.





Surabaya
 A long time ago, there were two animals, Sura and Baya. Sura was the name of a shark and Baya was a crocodile. They lived in a sea. Once Sura and Baya were looking for some food.Suddenly, Baya saw a goat.  "Yummy, this is my lunch," said Baya.
"No way! This is my lunch. You are greedy" said Sura. Then they fought for the goat. After several hours, they were very tired. Feeling tired of fighting, they lived in the different places. Sura lived in the sea and Baya lived in the land. The border was the beach, so they would never fight again.
 One day, Sura went to the land and looked for some food in the river. He was very hungry and there was not much food in the sea. Baya was very angry when he knew that Surabroke the promise. They fought again. They both hit each other. SurabitBaya’s tail. Baya did the same thing to Sura. He bit very hard until Sura finally gave up and went back to the sea. Baya was happy.
Vocabulary :
Shark               : IkanHiu                                             Fighting           : Bertarung
Crocodile        : Buaya                                                Different         : Berbeda
Looking for     : Mencari                                             Sea                  : Laut
Suddenly         : Tiba –tiba                                          Land                : Darat
Goat                : Domba                                              Border             : Batas
Lunch              : Makansiang                                       River               : Sungai
Greedy                        : Serakah                                             Hungry            : Lapar
Fought             : Berjuang                                            Broke              : Mengingkari
Several            : Beberapa                                           Both                : Keduanya
Tired                : Lelah                                                 Feeling            : Merasa
Question :
1.      What is the title of a narrative text above?
2.      How many characters in the story?
3.      What is seen Baya?
4.      Why are they fighting?
5.      What lessons can we learn in the story?
Answer :
1.      Sura and Baya
2.      There are two
3.      A goat
4.       They fight because of a goat
5.      Do not break a promise that has been agreed upon.


Sunday The Terrible

  Last week was a terrible day for me. My cousin and I were playing football infront of the house to spend time with us .

   First, it was really fun until I kicked the ball too strong, so the ball leaded me to the window and broke the windo. When we want to escape, all of a sudden we all heard a loud voice. After that, the owner of the house came out of the fence, he yeldle at us. We are very afraid of her, but we do not know what to do. Then, one of my cousins told us to run, we all ran, and suddenly we heard the sound of skin. Then we know that homeowners allow dogs to chase us. And we were struggling to run as fast as her as we can.

  But, I fell down so the dog managed to capture me and bit my leg. It really hurts me. Then the dog ran back into the house. My cousin took me to the doctor and told my parents . In the end, the doctor said that I was exposed to rabies. Then I was hospitalized for one week more.

  That's a terrible day of the week for me, may not happen to me again in his next week Sunday.
QUESTION :
1. What is the title of the story above ?
2. When was happening?
3. Why last week was a terrible day for the author?
4. Who is shouting?
5. What is said to be the cousin of the author?
ANSWER :
1. Sunday The Terrible
2. Last Week
3. For kicking the ball too strong, so that the ball is kicked into the window and broke the window.
4. The owner of the house
5. To run



VOCAB :
1.      Terrible            : menakutkan
2.      Cousin             : keponakan
3.      Infront            : didepan
4.      Spend              : menghabiskan
5.      Kicked                        : ditendang
6.      Leaded            : petunjuk
7.      Broke              : pecah
8.      Escape             : jalan keluar
9.      Sudden            :mendadak
10.  Owner                         : pemilik
11.  Fence               : pagar
12.  Hospitalized    : dirawat
13.  Chase              : perburuan
14.  Afraid                         : ketakutan
15.  Suddenly         :tiba tiba
16.  Struggling       : perebutan
17.  Managed         : diatur
18.  Exposed          :diarahkan
19.  Rabies                         : penyakit anjing gila
20.  Owners            : pemili

The Legend Of Banyuwangi
Once upon a time, in eastern part of Java Island, there was a kingdom ruled by a king. The king’s name was Prabu Menak Prakoso. One day, Prabu Menak and his soldiers invaded the kingdom of Klungkung in Bali. The king of Klungkung was killed, yet his daughter, Made Surati, and his son, Agung Bagus Mantra, were able to escape and hide in the jungle.
Prabu Menak Prakoso had a son named Raden Banterang. He was such a handsome young man. One day, Raden Banterang went to the jungle for hunting. It was in the jungle that Raden Banterang met Made Surati. She was then taken to Blambangan to be his wife. Raden Banterang and Made Surati enjoyed a happy life in the Palace.
When Raden Banterang was hunting one day, Made Surati was surprised by the arrival of a dirty beggar asking for her pity. The princess was surprised to find that the beggar was her older brother, Agung Bagus Mantra. She promptly squatted and embraced her brother’s legs. However, her great respect of her brother was not well accepted. Instead, Agung Bagus Mantra asked his sister to kill Raden Banterang. But such a request was rejected. He was very angry with her andcame up with a sly idea to slander her.
Slowly but surely, Agung succeeded in convincing Raden Banterang that his wife had been involved in a scandal with another man. Asking for compassion, Made Surati tried to tell the truth and denied her husband’s accusation. Hearing his wife explanation, the king became angrier and angrier. As a proof of her sacred love, she asked her husband to kill her. As her last request, she asked her husband to throw her dead body into the river. She said that if the water in the river smelled terrible, it meant that she had ever been sinful. But if it smelled fragrant, it meant that she was innocent.
Raden Banterang who was unable to control his emotions soon stabbed his kerís (dagger) into his wife’s chest. She died instantly. The dead body of Made Surati was quickly thrown into the dirty river. Raden Banterang was shocked to see the river suddenly become clean and as clear as glass with a fragrant smell. Raden Banteraflll screamed crazily and regretted his deed. He walked unsteadìly and fell into the river screaming, “Banyu… Wangì… Banyuwangi!”  This means “fragrant water”.  Banyuwangi was born from the proof of noble and sacred love. From then on, the place is called Banyuwangi. 
Vocabulry       :
1.
Ruled
Dikuasai

11.
Accepted
Diterima
2.
Invaded
Kedatangan

12.
Rejected
Menolak
3.
Killed
Dibunuh

13.
Succeeded
Berhasil
4.
Escape
Melarikan diri

14.
Involved
Terlibat
5.
Hunting
Berburu

15.
Tried
Mencoba
6.
Enjoyed
Menikmati

16.
Denied
Membantah
7.
Supprised
Terkejut

17.
Acussation
Tuduhan
8.
Beggar
Pengemis

18.
Smelled
Bau
9.
Squatted
Berjongkok

19.
Shocked
Terkejut
10.
Embraced
Memeluk

20.
Screamed
Menjeri

Question          :
1.      What is the moral value of the text?
2.      Why was Agung Bgus Mantra very angry?
3.      Who it is defame Made Surati?
4.      What is demand latest Made Surati?
5.      Banyuwangi was born from ?
Answer            :
1.      Don’t make decisions quickly.
2.      Because Made Surati such a request was rejected.
3.      Agung Bagus Mantra.
4.      She asked her husband to throw her dead body into the river.
5.      The proof of noble and sacred love.

The Legend of Sangkuriang
A longtime ago, therewas a mannamedSangkuriang. Heliked huntinganimals, whenhe was hunting,Sangkuriang accidentally killed hisbeautiful black dog (Si Tumang). Thisdog is actually Sangkuriang's fatherwho had been condemned to live thelife of a dog by his Guru.
However,Sangkuriang never knew it.Sangkuriang had beenseparated by his mother sincechildhood. Yet, he was destined tomeet his mother again. When on hisway home, he stopped at a smallvillage and met and fell in love with abeautiful girl. He didn't realize that thevillage was neither his homeland northat the beautiful girl.Sangkuriang accepted thiscondition and built a lake by dammingthe Citarum river.
With a dawn justmoment away and the boat almostcomplete, Dayang Sumbi realised thatSangkuriang would fulfill the conditionshe had set. With a wave of hersupernatural shawl, she lit up theeastern horizon with flashes of light.Deceived by false dawn, the cockcrowed and farmers rose for the newday.With his incomplete work,Sangkuriang realized that hisendeavour were lost. With all hisanger, he kicked the boat that hehimself had built.
The boat fell overand, in so doing become the mountain Tangkuban Parahu (in Sundanese, Tangkuban means upturned or upsidedown, and Parahu means boat). Withthe dam torn assunder, the waterdrained from the lake becoming awide plain and nowaday became a citycalled BANDUNG.
Vocabulary
·         Animals           :  Hewan
·         Hunting          :  Pemburuan
·         Accidentally    :Kebetulan
·         Condemned    :  Terhukum
·         Separated        :  Dipisahkan
·         Childhood        :  Masa kanak-kanak.
·         Village             : Desa
·         Damming       :  Pembendungan
·         Moment            :  Saat
·         Deceived        :  Terperdaya
·         Realized         :  Menyadari
Question
1.      Who is Tumang ?
2.      Why did Sangkuriang separate from his mother ?
3.      What did happen whenSangkuriang meet a beautiful girl ?
4.      How did Sangkuriang build a lake ?
5.      What did Dayang Sumbi do tostop Sangkuriang in building a lake ?


Answer
1.      Sangkuriang’s father.
2.      Becausehe had killed his father.
3.      Sangkuriang was falling in love.
4.      By damming Citarum river.
5.      By litting up the eastern horizonwith flashes of light.


Toba Lake
There was a handsome man. His name was Batara Guru Sahala. He liked fishing. One day, he caught a fish. He was surprised to find out that the fish could talk. The fish begged him to set it free.    
            Batara Guru could not bear it. He made the fish free. As soon as it was free, the fish changed into a very beautiful woman. She attracted Batara Guru so much. He felt in love with that fish-woman. The woman wanted to marry with him and said that Batara Guru had to keep the secret which she had been a fish. Batara Guru aggreed and promised that he would never tell anybody about it.     
            They were married happily. They had two daughters. One day Batara Guru got very angry with his daughter. He could not control his mad. He shouted angrily and got the word of fish to his daugters. The daughters were crying. They found their mother and talked her about it.      
            The mother was very annoyed. Batara Guru broke his promise. The mother was shouting angrily. Then the earth began to shake. Volcanoes started to erupt. The earth formed a very big hole. People believed that the big hole became a lake. Then this lake is known as Toba lake.

Vocabulary :

1.       
Handsome
Ganteng
2.       
Surprised
Tercengang
3.       
Talk
Berbicara
4.       
Changed
Mengubah
5.       
Promised
Di janjikan
6.       
Secret
Rahasia
7.       
Temper
Perangi
8.       
Shouted
Teriak
9.       
Caught
Tertangkap
10.   
Earth
Bumi
11.   
Began
Mulai
12.   
Shake
Goyang
13.   
Erupt
Meletus
14.   
Formed
Dibentuk
15.   
Hole
Lubang
16.   
Believed
Diyakini
17.   
Lake
Danau
18.   
Criying
Menangis
19.   
Bagged
Memohon
20.   
Set
Yang di tetapkan



Question :
1.      Why was mother very angry ? Because...
2.      What is the main idea of the fourth paragraf ?
3.      From the text, we know that...
4.      What can you learen from the text above ? we should...
5.      “...one day, he caught a fish” (line 2)
He word refers to...
Answer :
1.      Batara Guru Sahala broke his promise
2.      How toba lake was formed
3.      Sahala broke his promise to his wife
4.      Keep our promise
5.      Batara Guru Sahala